Profil Desa Kaliwatukranggan

Ketahui informasi secara rinci Desa Kaliwatukranggan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kaliwatukranggan

Tentang Kami

Profil Desa Kaliwatukranggan, Butuh, Purworejo. Simak ulasan mendalam tentang sejarah unik di balik namanya, potensi utama sektor pertanian, geliat UMKM, serta dinamika sosial dan pembangunan di desa agraris yang tangguh ini.

  • Identitas Sejarah yang Unik

    Nama "Kaliwatukranggan" berasal dari gabungan kata yang merefleksikan kondisi geografis dan sejarah masa lalu, memberikan desa ini sebuah narasi yang khas dan kuat.

  • Lumbung Pangan Andalan

    Sebagai desa agraris, Kaliwatukranggan merupakan salah satu produsen padi penting di Kecamatan Butuh, dengan lahan persawahan subur yang menjadi tumpuan utama perekonomian warganya.

  • Resiliensi Komunitas dan Ekonomi Kreatif

    Masyarakatnya memiliki semangat gotong royong yang tinggi dan mulai mengembangkan sektor UMKM sebagai penopang ekonomi, menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap tantangan zaman.

XM Broker

Di tengah hamparan sawah subur Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa dengan nama yang unik dan sarat akan makna historis: Desa Kaliwatukranggan. Nama ini bukan sekadar penanda administratif, melainkan sebuah cerminan dari bentang alam dan jejak peradaban masa lalu yang membentuk identitasnya. Sebagai desa yang menggantungkan denyut kehidupannya pada sektor pertanian, Kaliwatukranggan menampilkan potret pedesaan Jawa yang otentik, di mana tradisi gotong royong dan nilai-nilai kebersamaan hidup berdampingan dengan upaya modernisasi untuk mencapai kesejahteraan. Profil ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam setiap aspek Desa Kaliwatukranggan, dari asal-usul namanya yang melegenda, potensi ekonomi yang dimiliki, dinamika sosial masyarakat, hingga visi pembangunan di masa depan.

Asal-Usul Nama dan Latar Belakang Sejarah

Nama Kaliwatukranggan merupakan sebuah toponimi yang berasal dari gabungan tiga kata dalam bahasa Jawa, yakni Kali, Watu dan Kranggan. Masing-masing kata memiliki arti yang merujuk pada kondisi geografis dan historis wilayah tersebut. Kali berarti sungai, merujuk pada aliran sungai yang melintasi atau berada di dekat wilayah desa dan menjadi sumber vital bagi pengairan sawah. Watu berarti batu, yang mengindikasikan bahwa di sepanjang aliran sungai tersebut pada masa lampau terdapat banyak bebatuan.Sementara itu, kata Kranggan diyakini berasal dari kata Pekeranggan atau Pangeranggan, yang berarti tempat tinggal para rangga atau pejabat setingkat kepala distrik pada zaman feodal. Narasi lokal yang berkembang menyebutkan bahwa daerah ini dahulu merupakan sebuah tempat peristirahatan atau pemukiman bagi para pejabat kerajaan atau tokoh penting. Gabungan ketiga kata ini kemudian membentuk nama "Kaliwatukranggan", yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "sebuah pemukiman pejabat di dekat sungai yang berbatu". Sejarah penamaan ini memberikan desa sebuah identitas yang kaya dan menjadi bagian dari memori kolektif masyarakatnya, menghubungkan generasi masa kini dengan jejak leluhur mereka.

Kondisi Geografis dan Tatanan Demografis

Desa Kaliwatukranggan secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya berada di kawasan dataran rendah yang subur, menjadikannya sangat cocok untuk pengembangan sektor pertanian tanaman pangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, luas wilayah Desa Kaliwatukranggan tercatat sekitar 1,44 kilometer persegi. Wilayah desa ini berbatasan langsung dengan desa-desa tetangganya; di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sruwohrejo, di sebelah timur dengan Desa Wironatan, di sebelah selatan dengan Desa Lubanglor, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tegalgondo.Lanskap desa didominasi oleh area persawahan yang membentang luas, diselingi oleh area pemukiman penduduk yang terkonsentrasi di beberapa dusun. Keberadaan saluran irigasi yang terhubung dengan sistem pengairan yang lebih besar menjadi kunci keberhasilan pertanian di wilayah ini. Dari sisi demografi, jumlah penduduk Desa Kaliwatukranggan tercatat sebanyak 1.758 jiwa berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.221 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Sisanya bekerja di sektor lain seperti wiraswasta, pedagang, aparatur sipil negara (ASN), dan penyedia jasa.

Struktur Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Roda pemerintahan Desa Kaliwatukranggan dijalankan oleh Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), dan beberapa Kepala Dusun. Sistem ini bekerja secara sinergis untuk memberikan pelayanan publik, melaksanakan program pembangunan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara periodik melalui proses demokrasi langsung oleh seluruh warga yang memiliki hak pilih, mencerminkan kedaulatan masyarakat dalam menentukan arah kepemimpinan di desa.Sebagai mitra pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi di tingkat desa. BPD berperan aktif dalam menyerap aspirasi masyarakat dan merumuskannya bersama Kepala Desa ke dalam Peraturan Desa (Perdes), termasuk Perdes tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Perencanaan pembangunan desa dilakukan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) setiap tahunnya, sebuah forum partisipatif yang memastikan bahwa setiap program yang dirancang benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Prinsip transparansi dalam pengelolaan dana desa menjadi pegangan utama untuk membangun kepercayaan publik.

Pertanian sebagai Tulang Punggung Perekonomian

Sektor pertanian merupakan fondasi utama yang menopang struktur ekonomi Desa Kaliwatukranggan. Lahan sawah yang subur menjadi modal utama bagi mayoritas masyarakat untuk menggantungkan hidup. Padi merupakan komoditas unggulan yang dibudidayakan secara intensif. Dengan dukungan sistem irigasi teknis, para petani dapat melangsungkan dua hingga tiga kali musim tanam dalam setahun. Proses produksi pertanian memadukan pengetahuan warisan turun-temurun dengan penerapan teknologi tepat guna. Penggunaan traktor untuk membajak sawah dan mesin perontok padi (thresher) saat panen telah menjadi pemandangan umum, yang secara signifikan meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga.Selain padi, untuk menjaga keseimbangan ekosistem tanah dan sebagai strategi diversifikasi, para petani juga menanam palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang-kacangan pada musim tanam ketiga atau saat pasokan air berkurang. Keberadaan kelompok tani (Gapoktan) menjadi sangat vital sebagai wadah bagi para petani untuk saling berbagi informasi, mengakses pupuk bersubsidi, mendapatkan penyuluhan dari dinas terkait, dan bersama-sama mengatasi tantangan seperti serangan hama penyakit tanaman. Meskipun sangat vital, sektor ini tidak luput dari tantangan, seperti fluktuasi harga gabah yang tidak menentu dan dampak perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi.

Geliat Ekonomi Kreatif dan UMKM

Menyadari ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian memiliki risiko, sebagian masyarakat Desa Kaliwatukranggan mulai merintis dan mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Geliat ekonomi alternatif ini menjadi katup pengaman sekaligus sumber pendapatan tambahan yang penting bagi keluarga. Sebagian besar UMKM yang berkembang bergerak di sektor pengolahan makanan skala rumahan. Para ibu rumah tangga dengan terampil mengolah hasil bumi menjadi produk-produk bernilai jual, seperti aneka kue basah, kue kering, keripik, serta makanan ringan tradisional lainnya. Produk-produk ini umumnya dipasarkan di lingkungan sekitar, dititipkan di warung-warung, atau dijual di pasar kecamatan.Selain sektor makanan, ada pula usaha di bidang jasa seperti bengkel motor, pertukangan, dan jasa sewa alat pertanian. Perkembangan UMKM ini menunjukkan semangat kewirausahaan dan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan setiap peluang ekonomi yang ada. Namun para pelaku UMKM ini masih menghadapi beberapa kendala klasik, antara lain keterbatasan akses terhadap permodalan, inovasi produk dan pengemasan yang masih sederhana, serta jangkauan pemasaran yang masih bersifat lokal. Pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan menjadi kunci untuk mengangkat potensi UMKM ini ke level selanjutnya.

Dinamika Sosial Kemasyarakatan dan Budaya

Kehidupan sosial di Desa Kaliwatukranggan sangat diwarnai oleh semangat kebersamaan dan kegotongroyongan yang kental. Nilai-nilai luhur seperti guyub rukun (hidup rukun dan harmonis) dan tepa slira (tenggang rasa) masih dijunjung tinggi dalam interaksi sehari-hari. Tradisi kerja bakti untuk membersihkan lingkungan atau memperbaiki fasilitas umum masih rutin dilaksanakan dan menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Demikian pula saat salah seorang warga memiliki hajatan atau tertimpa musibah, warga lainnya akan sigap memberikan bantuan baik tenaga maupun materi.Kegiatan keagamaan, yang didominasi oleh ajaran Islam, memegang peranan sentral dalam membentuk karakter dan tatanan sosial masyarakat. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan bagi anak-anak melalui Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ). Organisasi kemasyarakatan seperti Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bagi kaum ibu dan Karang Taruna bagi generasi muda juga sangat aktif. Karang Taruna seringkali menjadi inisiator berbagai kegiatan kepemudaan, olahraga, dan perayaan hari besar nasional yang turut meramaikan dan memperkuat ikatan sosial di desa.

Arah Pembangunan: Infrastruktur dan Potensi Masa Depan

Pembangunan infrastruktur dasar terus menjadi prioritas Pemerintah Desa Kaliwatukranggan. Peningkatan kualitas jalan desa dan jalan usaha tani secara bertahap dilakukan untuk melancarkan mobilitas warga dan distribusi hasil pertanian. Akses terhadap listrik dan layanan telekomunikasi sudah menjangkau seluruh wilayah desa, membuka keterisolasian informasi. Di bidang sanitasi dan air bersih, program seperti PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) terus digalakkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.Ke depan, Desa Kaliwatukranggan memiliki sejumlah potensi yang dapat dikembangkan secara optimal. Di sektor pertanian, inovasi melalui penggunaan bibit unggul, pupuk organik, dan teknik pertanian presisi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas. Potensi agrowisata berbasis persawahan juga layak untuk dijajaki, menawarkan pengalaman otentik kehidupan pedesaan kepada wisatawan. Di sektor ekonomi, penguatan UMKM melalui digitalisasi pemasaran, perbaikan kualitas produk, dan pembentukan sentra industri kecil dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan per kapita. Tantangan terbesar ialah menjaga minat generasi muda untuk tetap tinggal dan membangun desa, yang memerlukan penciptaan peluang ekonomi yang menarik dan relevan dengan zaman.

Penutup

Desa Kaliwatukranggan ialah sebuah entitas yang hidup, di mana narasi sejarah, kerja keras di ladang pertanian, dan kehangatan interaksi sosial menyatu membentuk sebuah komunitas yang tangguh. Di balik namanya yang unik, tersimpan semangat untuk terus bergerak maju menghadapi tantangan zaman. Dengan mengoptimalkan potensi agraris yang dimiliki seraya membuka ruang bagi inovasi dan ekonomi kreatif, Desa Kaliwatukranggan memiliki prospek cerah untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, sejahtera, dan bangga akan identitas lokalnya di Kabupaten Purworejo.